Begini Cara Mandi Junub atau Mandi Wajib Untuk Wanita


    Begini Cara Mandi Junub atau Mandi Wajib Untuk Wanita

    Tata Cara Mandi Wajib Untuk Wanita - Sehabis melakukan hbngan suami istri, jika orang awam dlm agama kebanyakan mereka hanya mandi seperti biasanya. Bukannya mengapa. Karena tdk tahu masalah itu dan malas cari tahu jika tata cara mandi dlm keadaan junub, padahal jika tidak melakukan dgn benar akan berakibat hukum yg lain, yakni Shalatnya tidak sah, puasanya atau hal-2 lain yang membutuhkan kesucian dlm melakukannya.

    Lalu, bagaimana sebenarnya tata cara mandi Junub itu untuk wanita?.

    Tata caranya sama antara laki2 dan perempuan, yg dikhususkan adlh jika rambut wanita digelung atau dikepang, apakah wajib diurai? Karena setiap wanita mempunyai kondisi tertentu tentang rambutnya, jika panjang, digelung dan kesulitan mengurainya karena alasan kondisional
    (waktu, cuaca, ketersediaan air atau hal darurat lainnya), maka Rasulullah menjawab: “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu menyela-nyelai kepalamu dengan air tiga kali, kemudian guyurlah kepala dan badanmu dengan air, sehingga kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330)

    Baca juga :Cara Mandi Wajib Untuk PRIA
    .
    Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Beliau berkata :
    “Kami ( istri-istri Nabi) apabila salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian dia mengambil air dgn satu tangannya lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dgn tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri.” (HR.Bukhari: 277&Abu Dawud: 253)

    .Dan menurut Aisyah Radhiyallahu anha, cara mandi junub untuk wanita bila di ringkas sbb:

    1.Niat dalam hati

    2.Mencuci tangan sebanyak 3x

    3.Membersihkan kemaluan dan kotoran dengan tangan kiri, setelah itu tangan dibersihkan kembali dgn cara menggosokkan ketanah atau lantai. Untuk masa kini bisa dgn sabun

    4.Berwudhu seperti biasanya

    Menyiram air keatas kepala sebanyak 3 x Dan menggosok2an tangan atau menyela2 rambut sampai ke kulit kepala
    (tidak wajib untuk yg digelung rambutnya)

    5.Mengguyur air keseluruh tubuh, dimulai dari sisi kanan

    Untuk itu sahabat ummi, hal yang sebenarnya mudah dilakukan jika tidak mengetahui tata caranya jadi runyam alias saat mengira ibadah kita diterima, ternyata tidak, karena sebenarnya tata cara mandi junub terlewat dilakukan. .

    BERIKUT TATA CARA MANDI BESAR SETELAH HAID KHUSUS WANITA

    Haid adalah salah satu najis yang menghalangi wanita untuk melaksanakan ibadah sholat dan puasa (pembahasan mengenai hukum-hukum seputar haidh telah disebutkan dalam beberapa edisi yang lalu), maka setelah selesai haidh kita harus bersuci dengan cara yang lebih dikenal dengan sebutan mandi haid.

    Baca juga : Tips Mencari dan Belanja Baju Lebaran Murah 2019

    Agar ibadah kita diterima Allah maka dalam melaksanakan salah satu ajaran islam ini, kita harus melaksanakannya sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan Rasulullah telah menyebutkan tata cara mandi haid dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa Asma’ binti Syakal Radhiyallahu ‘Anha bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang mandi haidh, maka beliau bersabda:

    تَأْخُذُإِحْدَا كُنَّ مَائَهَا وَسِدْرَهَا فَتََطَهَّرُ فَتُحْسِنُ الطُّهُورَ أوْ تَبْلِغُ فِي الطُّهُورِ ثُمَّ تَصُبُّ عَلَى رَأْسِهَا فَتَدْلُكُُهُ دَلْكًا شَدِ يْدًا حَتََّى تَبْلِغَ شُؤُونَ رَأْسِهَا ثُمَّ تَصُبُّ عَلَيْهَا المَاءَ ثُمَّ تَأْخُذُ فِرْصَةً مُمَسَّكَةً فَتَطْهُرُ بِهَا قَالَتْ أسْمَاءُ كَيْفَ أتََطَهَّرُبِهَا قَالَ سُبْحَانَ الله ِتَطَهُّرِي بِهَا قَالَتْْ عَائِشَةُ كَأنَّهَا تُخْفِي ذَلِكَ تَتَبَّعِي بِهَا أثَرَالدَّمِ

    “Salah seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon bidara, atau boleh juga digunakan pengganti sidr seperti: sabun dan semacamnya-pent) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas itu).”

    Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam tentang mandi dari haid. Maka beliau memerintahkannya tata cara bersuci, beliau bersabda:

    تَأْخُذُ فِرْصَةً مِنْ مِسْكٍ فَتَطَهُّرُ بِهَا قَالَتْ كَيْفَ أَتَطَهُّرُ بِهَاقَالَ تَطَهَّرِي بِهَاسُبْحَانَ اللهِ.قَالَتْ عَائِشَةُ وَاجْتَذَبْتُهَا إِلَيَّ فَقُلْتُ تَتَبْعِي بِهَاأَثَرَا لدَّمِ

    “Hendaklah dia mengambil sepotong kapas atau kain yang diberi minyak wangi kemudian bersucilah dengannya. Wanita itu berkata: “Bagaimana caranya aku bersuci dengannya?” Beliau bersabda: “Maha Suci Allah bersucilah!” Maka ‘Aisyah menarik wanita itu kemudian berkata: “Ikutilah (usaplah) olehmu bekas darah itu dengannya(potongan kain/kapas).” (HR. Muslim: 332)

    An-Nawawi rahimahullah berkata (1/628): “Jumhur ulama berkata (bekas darah) adalah farji (kemaluan).” Beliau berkata (1/627): “Diantara sunah bagi wanita yang mandi dari haid adalah mengambil minyak wangi kemudian menuangkan pada kapas, kain atau semacamnya, lalu memasukkannya ke dalam farjinya setelah selesai mandi, hal ini disukai juga bagi wanita-wanita yang nifas karena nifas adalah haid.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam an-Nisaa’: 117 juz: 1).

    Baca juga : 5 Keutamaan Sholat Subuh yang harus kamu ketahui !

    Syaikh Mushthafa Al-‘Adawy berkata: “Wajib bagi wanita untuk memastikan sampainya air ke pangkal rambutnya pada waktu mandinya dari haidh baik dengan menguraikan jalinan rambut atau tidak.Apabila air tidak dapat sampai pada pangkal rambut kecuali dengan menguraikan jalinan rambut maka dia (wanita tersebut) menguraikannya-bukan karena menguraikan jalinan rambut adalah wajib-tetapi agar air dapat sampai ke pangkal rambutnya, Wallahu A’lam.” (Dinukil dari Jami’ Ahkaam An-Nisaa’ hal: 121-122 juz: 1 cet: Daar As-Sunah).

    Maka wajib bagi wanita apabila telah bersih dari haidh untuk mandi dengan membersihkan seluruh anggota badan; minimal dengan menyiramkan air ke seluruh badannya sampai ke pangkal rambutnya; dan yang lebih utama adalah dengan tata cara mandi yang terdapat dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ringkasnya sebagai berikut:

    1. Wanita tersebut mengambil air dan sabunnya, kemudian berwudhu’ dan membaguskan wudhu’nya.
    2. Menyiramkan air ke atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat sehingga air dapat sampai pada tempat tumbuhnya rambut. Dalam hal ini tidak wajib baginya untuk menguraikan jalinan rambut kecuali apabila dengan menguraikan jalinan akan dapat membantu sampainya air ke tempat tumbuhnya rambut (kulit kepala).
    3. Menyiramkan air ke badannya.
    4. Mengambil secarik kain atau kapas(atau semisalnya) lalu diberi minyak wangi kasturi atau semisalnya kemudian mengusap bekas darah (farji) dengannya.
    Allahu A'lam
    Advertisement